Pasal 1 - Jual beli adalah pertukaran harta dengan harta lain sebagai pertukaran hak milik

admin 8 min read

 Pasal 1 - Buku Pintar Bisnis Syar'i

Jual beli adalah pertukaran harta dengan harta lain sebagai pertukaran hak milik. (Al-Mughni, Juz III, hal. 560)


Banyak ayat menjelaskan disyariatkannya jual beli. Antara lain firman Allah SWT:


﴿وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا﴾


Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (TQS. al-Baqarah [2]: 275)


Firman Allah SWT:


﴿إِلا أَنْ تَكُونَ تِجَارَةً عَنْ تَرَاضٍ مِنْكُمْ﴾


Kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.” (TQS. an-Nisa [4]: 29)


Dan firman Allah SWT:


﴿وَأَشْهِدُوا إِذَا تَبَايَعْتُمْ﴾


Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli.” (TQS. al-Baqarah [2]: 282)


Begitu pula ada banyak hadits yang menjelaskan disyariatkannya jual beli. Antara lain sabda Rasul SAW. :


«الْبَيِّعَانِ بِالْخِيَارِ مَا لَمْ يَتَفَرَّقَا فَإِنْ صَدَقَا وَبَيَّنَا بُورِكَ لَهُمَا فِى بَيْعِهِمَا، وَإِنْ كَتَمَا وَكَذَبَا مُحِقَتْ بَرَكَةُ بَيْعِهِمَا»


Penjual dan pembeli memiliki hak memilih (meneruskan atau membatalkan akad jual-belinya) selama belum berpisah, jika keduanya jujur dan menjelaskan (kondisi barang apa adanya), maka keduanya diberkahi dalam jual belinya. Sebaliknya, jika keduanya menutupi (cacat barangnya) dan berbohong, maka keberkahan akan dihapus dari keduanya.” (HR Bukhari)


Dan hadits:


«قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ قَالَ «عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ»


Dikatakan kepada Rasulullah, ‘Wahai Rasulullah, penghasilan apa yang paling baik? Beliau menjawab, ‘Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya dan setiap jual beli yang diterima.’” (HR Ahmad, al-Bazar dan al-Hakim)


Dari Ismail bin ‘Ubaid bin Rifa’ah dari bapaknya dari kakeknya, bahwa dia pernah keluar bersama Nabi SAW. ke mushalla, lalu Nabi melihat orang-orang melakukan jual beli, maka Nabi SAW. pun bersabda: “Wahai para pedagang!” Mereka pun memenuhi panggilan Nabi, dan mengangkat kepala dan pandangan mereka kepada Nabi SAW. . Lalu Rasul SAW. bersabda:


«إِنَّ التُّجَّارَ يُبْعَثُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فُجَّارًا إِلاَّ مَنِ اتَّقَى اللَّهَ وَبَرَّ وَصَدَقَ»


Sesungguhnya para pedagang itu akan dibangkitkan pada Hari Kiamat kelak sebagai orang yang suka berbuat keji, kecuali orang yang bertakwa kepada Allah, berbuat baik dan jujur.” (HR at-Tirmidzi, Ibn Majah, Ibn Hibban, al-Baihaqi dan al-Hakim)


Ibn Hajar al-‘Asqalani berkomentar, “Kaum Muslim sepakat atas kebolehan jual beli, dan hikmah pun meniscayakannya. Sebab, kebutuhan manusia itu terkait dengan apa yang ada di tangan temannya. Umumnya, temannya tidak akan menyerahkannya, kecuali dengan kompensasi (imbalan). Sedangkan dalam pensyariatan jual beli, tujuan tersebut akan bisa diraih tanpa ada kesulitan.”

Posting Komentar